Nyeri Pada Penis

Nyeri Pada Penis Misterius Yang Mungkin Kamu Belum Tahu

Apakah kamu seringkali merasa kesakitan atau nyeri pada penis ketika sedang buang air kecil? Atau nyeri di bagian tersebut ketika berdiri dalam waktu yang relatif lama maupun sedang duduk? Simak beberapa penyakit terkait nyeri pada penis berikut ini!

Penis ialah sebuah organ di luar ruang tubuh, yang berfungsi sebagai organ eksresi sisa metabolisme berupa cairan serta berperan sebagai alat reproduksi pada pria.

Terdapat empat struktur utama dari penis yakni, Shaft (bagian batang), Foreskin (kulup penis), Glans (bagian kepala penis) dan Meatus (lubang pada penis).

Pada bagian mana kamu seringkali merasa sakit? Simak selengkapnya dalam uraian ini ya!

1. Balanitis

Balanitis ialah sebuah gangguan pada kulup penis yang terjadi peradangan (memerah ataupun membengkak), baik disebabkan oleh karena adanya infeksi bakteri, jamur maupun alergi.

Umumnya, ini diderita oleh individu yang penis-nya tidak dikhitan, dengan rasio 1:30. Karena, pada kulup penis sering terbentuk kotoran (Smegma), bila kebersihan tidak terjaga maka dari kotoran tersebutlah tumbuh bakteri yang dapat menginfeksi.

Selebihnya, gangguan ini juga terkait pada aktivitas seksual yang tidak sehat berupa penggunaan pelumas dan kondom yang tidak cocok dan menimbulkan alergi, maupun terkait Infeksi Menular Seksual (IMS).

2. Batu Saluran Kemih (Bladder Calculi)

Batu Saluran Kemih (Bladder Calculi) bukanlah Batu Ginjal, gangguan ini ialah rasa nyeri pada penis atau bahkan pendarahan yang muncul saat buang air kecil karena terjadinya endapan mineral di dalam kandung kemih yang membuat saluran kemih tersumbat.

Umumnya, tiap pria berisiko memiliki satu endapan mineral ini. Namun, gangguan ini lebih sering dilaporkan pada pria berusia di atas 50 tahun.

Adapun gangguan ini diawali mungkin karena adanya kerusakan saraf (Neurogenic Bladder) ataupun karena memiliki ukuran prostat yang cenderung lebih besar dari ukuran normal.

Selain itu, risiko munculnya gangguan ini meningkat pada individu yang sedang atau pasca menjalani diet tinggi lemak, gula dan garam, namun minim asupan Vitamin A dan Vitamin B, terlebih konsumsi air putih yang minim.

3. Fimosis dan Parafimosis

Perlu diingat, bahwa penis yang tidak atau belum dikhitan memiliki kulup penis, baik itu pada anak-anak maupun pria dewasa. Fimosis ialah kondisi ketika kulup penis menutup, sedangkan Parafimosis ialah kondisi ketika kulup penis tertarik ke belakang.

Pada Fimosis, umumnya kondisi tersebut bisa tercapai secara normal, contohnya ketika penis yang ereksi telah ejakulasi, maka ukurannya akan kembali ke semula dan kulup akan kembali menutup. Bisa pula, kulup penis menutup karena diusahakan demikian, dengan bantuan tangan.

Sedangkan Parafimosis umumnya dicapai dengan bantuan tangan, karena kulup penis lebih panjang dari bagian kepala penis itu sendiri. Perilaku demikian umumnya terkait beberapa kegiatan yakni berhubungan seksual, buang air kecil dan membersihkan penis.

Dua kondisi ini sangat amat mungkin mengalami gangguan dan muncul rasa nyeri pada penis, ketika kulup penis ditarik ataupun tertarik namun tidak bisa kembali, begitu pula sebaliknya ketika kulup penis ditutup ataupun tertutup namun tidak bisa kembali.

Penyebab terjadinya dua gangguan ini ialah kebiasaan untuk menarik atau menutup (secara paksa) kulup penis. Ataupun ada pula riwayat cedera di sekitar alat kelamin. Serta, sedang atau pasca infeksi di area alat kelamin.

4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) ialah sebuah gangguan yang menyasar pada beberapa organ pada sistem kemih baik itu Ginjal, Ureter, Uretra atau kandung kemih.

Secara umum, gangguan ini disebabkan oleh adanya bakteri yang hidup dan bertahan di area pada saluran kemih, malalui Uretra dan berkembang di kandung kemih.

Umumnya ini terjadi pada individu yang aktif secara seksual, maupun yang memiliki kelainan saluran kemih. Serta riwayat penyumbatan di saluran kemih itu sendiri. Tentunya, semuanya terkait kebiasaan seksual yang kurang higenis.

Gangguan ini umumnya ditandai dengan rasa terbakar, dan rasa ingin buang air kecil yang intens meski urin tidak keluar. Ada rasa menekan pada bagian punggung maupun perut bawah dan mungkin diikuti dengan demam.

5. Interstitial Cystitis/Bladder Pain Syndrom (IC/BPS)

Interstitial Cystitis/Bladder Pain Syndrom (IC/BPS) merupakan sebuah gangguan misterius pada kantung kemih yang umumnya bersifat kronis dan berkepanjangan.

Mengapa ini dianggap misterius? Karena pendefinisian, pendiagnosaan dan penanganannya masih bias hingga kini, meski gangguan ini telah ditemukan dan dilabeli oleh Hunner sekitar seratus tahun silam.

Umumnya gangguan ini adalah rasa sakit berkepanjangan pada bagian kantung kemih dan area di sekitarnya termasuk rasa nyeri pada penis, yang diikuti frekuensi buang air kecil yang meningkat secara signifikan.

Ada beberapa dugaan terkait penyakit ini, diantaranya seperti adanya inflamasi pada jaringan kantung kemih, sedangkan pandangan terdahulu seperti dari DR Smith (1962) menjelaskan bahwa gangguan ini mungkin terkait dengan gangguan psikologis tertentu (Psychosomatic Cystitis) yang dikaitkan dengan proses urinaria (pembentukan urin).

6. Kanker Prostat

Kanker Prostat ialah salah satu jenis kanker yang tidak agresif dan perkembangannya cendrung perlahan. Dimana, gangguan ini umumnya terjadi pada individu yang berusia 65 tahun ke atas. Ditandai dengan kesulitan buang air kecil yang diikuti dengan rasa nyeri pada penis.

Hal tersebut terjadi karena sel kanker berkembang dalam kelenjar prostat, yang jadi salah satu bagian di kandung kemih. Risiko adanya gangguan ini diperparah bila individu tersebut mengidap obesitas (kelebihan berat badan), kurangnya asupan serat serta likopen dan antioksidan.

Ada pula laporan gangguan ini muncul pada individu yang terpapar logam berat ataupun bahan kimia berbahaya. Serta risiko tinggi bila ada riwayat genetik familial yang serupa.

7. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit Menular Seksual (PMS) ialah gangguan berupa infeksi yang ditularkan melalui darah, sperma ataupun cairan tubuh lainnya ketika melakukan aktivitas seksual, baik itu seks melalui vagina, oral ataupun anal.

Gangguan ini dapat berupa beragam penyakit, yang di antaranya yaitu:

  • Sifilis
  • Gonore
  • Klamidia
  • HIV
  • Herpes Genital
  • Trikomoniasis
  • Hepatitis B dan C
  • Lymphogranuloma Venereum
  • Granuloma Inguinale

Secara umum, melalui darah, sperma ataupun cairan tubuh lainnya ini membawa bakteri, virus maupun parasit yang menyebar pada individu yang tertular.

Adapun garis besarnya ditandai dengan perubahan warna pada urin, rasa nyeri pada penis ketika penetrasi selama berhubungan seks, munculnya tonjolan baik itu memar maupun kutil.

Ada pula laporan berupa rasa sakit pada panggul dan rasa terbakar pada penis, dan tentu rasa nyeri ketika buang air kecil. Tentunya, penyebaran gangguan ini terkait perilaku seks dengan lebih dari satu pasangan, dan minimnya higenitas individu itu sendiri.

8. Payronie

Payronie ialah sebuah rasa nyeri pada penis ketika sedang ereksi dan terjadi pembengkokan di batang leher penis terkait terbentuknya jaringan parut fibrosa.

Meski penyebabnya masih misterius, namun diyakini bahwa adanya cedera yang berulan pada area di sekitar alat kelamin menyebabkan jaringan parut fibrosa jadi tumbuh secara signifikan. Pada beberapa kesempatan, kondisi demikian dapat berlangsung setidaknya 6-12 bulan, atau bahkan menahun.

9. Priapismus

Priapismus secara sederhana merupakan gangguan berupa munculnya ereksi tanpa rangsangan seksual dan terjadi dalam waktu yang berkepanjangan.

Gangguan yang cenderung langka terjadi ini diduga disebabkan oleh abnormalitas aliran darah yang menuju bagian penis. Baik itu adanya penyumbatan ataupun robek (maupun pecah) pembuluh darah, sehingga aliran darah terhenti atau bahkan terlalu deras mengalir pada penis.

Abnormalitas tersebut bisa terjadi baik karena cedera maupun trauma berat, serta tekanan darah yang tinggi pada individu tersebut. Ada pula laporan berupa kelainan sel pada darah yakni Anemia maupun kelainan hormon, yang dikaitkan dengan gangguan ini.

Penutup

Rasa nyeri pada penis terkadang dianggap sepele terutama karena tidak adanya bekas luka tertentu, maupun bila urin tidak mengeluarkan darah maupun cairan tak biasa lainnya.

Beberapa penyakit yang telah kami rangkum di atas, seringkali diawali oleh lemahnya higenitas penderitanya, serta terkait kebiasaan lainnya yang berhubungan dengan alat kelamin.

Upaya pencegahan paling sederhana yang bisa kamu lakukan ialah dengan menjaga kebersihan dari alat kelamin, serta tingkatkan konsumsi air putih sesuai anjuran, yakni minimal 2 liter per hari.

Maksimalkan pula upaya pencegahan nyeri pada penis tersebut dengan rutin berolahraga terutama cardio, dan jangan lupa gunakan alat pendukung demi menghindari cedera yang tidak diinginkan.