Jerawat hormon manfaat retinol untuk wajah retinol untuk wajah fungsi retinol untuk wajah apa itu retinol manfaat retinol

Jerawat Hormon: Penyebab, Ciri-ciri, Cara Mengatasi

Jerawat adalah salah satu masalah kulit yang bisa mengganggu penampilan dan mengurangi kepercayaan diri. Selalu dikaitkan karena kebersihan kulit yang tidak terjaga, padahal penyebab jerawat bisa juga karena hormon. Hormon yang terlalu tinggi atau terlalu rendah inilah yang bisa menjadi penyebab jerawat, atau lebih dikenal dengan jerawat hormon.

Kulit menjadi berminyak atau kering disebabkan oleh fluktuasi dan ketidakseimbangan kadar hormon tertentu di dalam tubuh. Efek yang terjadi adalah kulit lebih rentan berjerawat. Itulah mengapa, hormon-hormon tersebut dianggap sebagai hormon penyebab jerawat.

Hormon Penyebab Jerawat

Ketidakseimbangan kadar hormon akan menyebabkan jerawat muncul. Hormon penyebabnya yaitu:

1. Hormon Androgen

Ketika kadar hormon androgen, yaitu testosteron meningkat maka dapat memicu kelenjar minyak untuk memproduksi minyak di wajah secara berlebihan. Efek yang terjadi adalah pori-pori kulit menjadi tersumbat dan akan mengakibatkan munculnya jerawat.

Ada beberapa hal yang menyebabkan peningkatan kadar hormon ini, yaitu mulai dari pubertas, kehamilan, hingga konsumsi obat atau pil KB jenis tertentu.

2. Hormon Estrogen

Hormon penyebab jerawat yang kedua adalah Estrogen. Jika testosteron dapat menyebabkan jerawat bila kadarnya terlalu tinggi, sedangkan estrogen bisa menyebabkan jerawat jika kadarnya terlalu rendah.

Beberapa hal dapat menyebabkan penurunan kadar hormon estrogen, yaitu menstruasi, perimenopause, penyakit ginjal, anoreksia, atau olahraga yang berlebihan.

Penyebab Jerawat Hormonal

Di bawah ini adalah beberapa penyebab yang bisa membuat jerawat muncul, yaitu:

1. Perubahan Hormon saat Menstruasi

Saat menstruasi, terjadi perubahan hormon yang dapat memicu jerawat. Bahkan beberapa wanita mengalami jerawat saat pramenstruasi.

Saat masa menstruasi mendekat kadar estrogen dan progesteron turun. Berbeda dengan kadar testosteron yang tetap konstan, menjadikannya hormon dominan selama menstruasi. Hal ini berkontribusi pada produksi sebum atau minyak yang menyebabkan kulit berjerawat.

2. Penyebab Jerawat Hormon: Menopause

Perempuan mengalami penurunan kadar estrogen seiring dengan bertambahnya usia dan peningkatan androgen selama menopause. Hal ini juga dapat menyebabkan kemunculan jerawat hormonal.

3. Perubahan Hormon saat Pubertas

Untuk meningkatkan kekuatan tulang dan otot, kadar androgen pada laki-laki dan perempuan meningkat selama masa pubertas. Hal ini yang membuat produksi sebum berlebih dan menyebabkan munculnya jerawat.

4. PCOS

PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang terjadi selama masa subur perempuan. PCOS ini terjadi ketika kadar androgen yang tinggi mencegah produksi estrogen dan progesteron dalam tubuh.

Hal tersebut berkontribusi pada kulit berminyak dan menyebabkan gejala jerawat hormonal. PCOS dapat mempengaruhi siklus reproduksi perempuan dan menyebabkan menstruasi yang tidak teratur.

Ciri-Ciri Jerawat Hormonal

Tidak jauh beda dengan jerawat pada umumnya, jerawat hormonal juga berbentuk benjolan merah yang sakit jika disentuh. Namun ada ciri-ciri khusus yang menandakan bahwa itu adalah jerawat hormonal. Berikut ini ciri-cirinya:

1. Muncul di Area Pipi, Dagu, dan Rahang

Ciri-ciri jerawat hormon yang mudah dikenali adalah letak keberadaan jerawat. Untuk remaja, selama pubertas jerawat ini akan muncul pada daerah dahi, hidung, dan dagu. Sedangkan pada orang dewasa, jerawat hormon akan muncul pada area wajah, termasuk pipi, dagu, area rahang, bahkan hingga leher.

Hormon yang tidak stabil menyebabkan kelenjar minyak akan memproduksi minyak lebih banyak pada area pipi, dagu, dan rahang.

2. Usia Remaja

Ciri jerawat hormonal adalah kemunculannya setelah masa remaja. Perubahan hormon dalam tubuh sangat aktif meski usia 20-an, hal ini menyatakan bahwa usia tidak bisa menjadi patokan.

Dilansir dari American Academy of Dermatology, jerawat hormonal bisa terjadi pada orang-orang berusia 20-49 tahun. Selain usia, faktor genetik juga berperan dalam kemunculan jerawat hormonal ini.

3. Jerawat Terasa Menyakitkan

Jerawat hormonal merupakan jerawat kistik atau dikenal dengan cystic acne, yang benjolannya terletak lebih dalam di bawah permukaan kulit. Karena merupakan penumpukan minyak, benjolan ini biasanya terasa lembut saat disentuh. Selama beberapa hari atau minggu akan mengalami peradangan. Karenanya, dibutuhkan pengobatan medis yang tepat sebagai cara menghilangkan jerawat hormonal.

Cara Mengatasi Jerawat Akibat Ketidakseimbangan Hormon

Agar tidak bertambah parah, jerawat akibat perubahan kadar hormon perlu ditangani dengan benar. Berikut ini cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi jerawat karena hormon:

1. Terapi Hormon

Cara mengatasi jerawat hormon yang pertama adalah dengan terapi hormon. Merupakan pengobatan utama untuk mengurangi jerawat hormonal. Dengan terapi ini, kadar androgen yang bersirkulasi dalam tubuh dapat berkurang. Terapi ini efektif dalam mengurangi gejala jerawat hormonal.

Obat-obatan yang digunakan adalah sebagai berikut:

  • Penghambat Reseptor Androgen: Cara kerja obat ini dengan mengikat dirinya pada protein (reseptor androgen), untuk mencegah androgen melakukannya. Proses ini akan menghambat efek androgen dalam tubuh yang dapat membantu mengurangi produksi sebum.
  • Kontrasepsi Oral: Akan menurunkan produksi androgen pada ovarium. Cara ini juga efektif untuk perempuan yang mencari manfaat kontrasepsi. Pada akhirnya akan menekan kadar androgen, sehingga menurunkan produksi sebum di kulit.
  • Glukokortikoid: Menghambat produksi androgen di kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal ini melepaskan berbagai hormon ke dalam tubuh. Proses ini mendukung sel untuk menjalankan fungsinya dengan benar.

2. Menjaga Kebersihan Kulit

Hormon dapat menyebabkan kulit menjadi berminyak atau kering, yang membuat kotoran mudah menempel, bakteri mudah berkembang biak, dan rentan mengalami iritasi kulit. Oleh karena itu, kamu perlu menjaga kebersihan kulit dengan baik agar jerawat tidak mudah muncul. Bersihkan wajah 2 kali sehari, pilih produk sesuai dengan jenis kulit. Jangan lupa gunakan toner atau pelembab setelahnya.

3. Menggunakan Obat Jerawat

Kamu juga bisa menggunakan obat jerawat untuk mengatasi jerawat yang membandel. Pilihlah obat jerawat yang sesuai dengan jenis kulit.

Gunakan obat jerawat yang mengandung retinoid, benzoil peroksida, dan asam salisilat untuk kulit berminyak,. Sedangkan untuk kulit kering, hindari obat jerawat yang mengandung benzoil peroksida, asam salisilat, dan asam azelaic karena bisa menyebabkan kulit bertambah kering.

Demikianlah penjelasan mengenai jerawat hormon. Sekarang kamu sudah bisa membedakan antara jerawat biasa dan jerawat hormonal. Jadi sudah tahu bagaimana cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!